Budidaya Vannamei dengan sistem Supra intensif adalah sebuah inovasi karya anak bangsa Indonesia, yaitu Dr. Hasanuddin Atjo, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sulawesi Tengah, beliau juga mengetuai Shrimp Club Indonesia Sulawesi, melalui Inovasi dalam pembudidayaan udang Sistem Supra intensif beliau berhasil meningkatkan kepadatan tebar dari yang hanya 100-200 ekor/m2 pada budidaya sistem semi-intensif dan 400-500 ekor/m2 pada budidaya sistem intensif, menjadi 1.000 ekor/m2 dengan hasil produksi mencapai 15,3 ton/1.000 m2. Ini adalah hasil budidaya udang Vannamei tertinggi di dunia, yang mana rekor sebelumnya dipegang oleh Meksiko dengan hasil 11,1 ton/ 1.000 m2, sedangkan China hanya menghasilkan 9 ton/ 1.000 m2. Hasil Inovasi ini sedang direkomendasikan oleh Prof Rokhmin Dahuri MS., Ketua Masyarakat Akuakultur Indonesia, agar dapat dicatat di dalam MURI. Dan atas keberhasilannya ini, Dr. Hasanuddin Atjo mendapatkan gelar technopreuner dalam sektor kelautan dan perikanan.
Menurut Dr. Hasannudin Atjo yang biasa dipanggil Atjo, terdapat 5 (lima) hal yang harus di mengerti dan dilaksanakan secara konsisten dalam mengimplementasikan budidaya sistem Supra Intensif, yaitu:
- Pemilihan Benih yang berkualitas.
- Kesehatan udang dan lingkungan sekitar.
Kesehatan udang selama pemeliharaan adalah sangat penting, karena penyebab penyakit adalah patogen (organisme seperti Bakteri, Parasit, Cendawan serta Virus). Dan agar udang tidak mudah terserang penyakit, lingkungan budidaya udang harus dibuat nyaman sehingga udang tidak stress. Karena jika dirumuskan menjadi rumus matematika maka
Penyakit = udang+Patogen+ (lingkungan kuardrat)
Jadi pengendalian lingkungan termasuk pengendalian bahan organik sangatlah berperan, karena selain membuat udang merasa nyaman, pengendalian lingkungan juga mengendalikan berkembangnya Patogen.
Ada 3 hal yang harus diperhatikan yaitu:
a. Bahan Organik
Perlu diketahui bahwa bahan organik dapat bersumber dari:
- media air dari laut, sehingga pengendapan dan filtersisasi sangat diperlukan.
- Sisa pakan yang tertimbun didasar tambak, ini biasa terjadi karena pemberian pakan yang berlebihan, oleh karena itu jadwal dan jumlah pemberian pakan harus terprogram, serta mengunakan pakan yang berkualitas baik sehingga tidak mudah larut dalam air.
- Sisa pakan yang tertimbun didasar tambak, ini biasa terjadi karena pemberian pakan yang berlebihan, oleh karena itu jadwal dan jumlah pemberian pakan harus terprogram, serta mengunakan pakan yang berkualitas baik sehingga tidak mudah larut dalam air.
- Bangkai udang dan plankton mati yang mengendap didasar kolam.
- Fases atau kotoran udang yang dapat mencapai 30% dari pakan yang termakan.
- Fases atau kotoran udang yang dapat mencapai 30% dari pakan yang termakan.
Bahan-bahan organik harus diminimalkan agar tidak menjadi H2S (asam belerang) dan NH3 (amoniak) yang dapat meracuni udang serta dapat menjadi media bagi Patogen untuk berkembang. Perlu diperhatikan bahwa pemberian bakteri bioflok dapat menyebabkan perebutan oksigen antara udang dan bakteri bioflok.
b. Temperatur harus stabil antara siang dan malam dengan maksimal perbedaan 1,5ºC. agar udang tidak stress dan metabolismenya terjaga.
c. Membuat media budidaya menjadi homogen atau kondisi media air sama diseluruh kolam, sehingga tidak terjadi penumpukan udang di titik-titik tertentu dan udang dapat menempati kolam secara merata.
- Penerapan teknologi
Ada 3 (tiga) indikator yang harus diperhatikan yaitu:
a. Bahan Organik tidak boleh lebih dari 100 ppm.
Untuk menjaga agar bahan organik tetap dibawah 100 ppm, maka pembuangan limbah organik padat harus dilakukan setiap enam jam, secara mekanis melalui sistem central drain serta pengantian air sebanyak 5%-10% secara periodik dilakukan setiap hari untuk membantu mengurangi kadar bahan organik dan Zat beracun yang terlarut didalam air.Limbah padat ini dapat diproses untuk menjadi bahan baku kompos.
b. Kadar Oksigen minimal 3 ppm dengan catatan yang perlu diperhatikan adalah kebutuhan oksigen untuk udang sebesar 70% atau sebesar 2,1 ppm.
Dengan berkurangnya bahan organik padat maka secara otomatis konsentrasi bakteri bioflok juga akan berkurang sehingga porsi kadar oksigen akan lebih banyak untuk udang. Serta untuk meningkatkan kadar Oksigen didalam air, maka pengunaan kincir air dengan kombinasi blower dan turbo jet adalah mutlak dilakukan.
c. Temperatur harus dijaga dalam kisaran 29º C- 30,5ºC.
Blower juga berfungsi untuk menstabilkan temperatur didalam kolam, agar temperatur siang dan malam tidak terselisih lebih dari 1,5º C.
Blower juga berfungsi untuk menstabilkan temperatur didalam kolam, agar temperatur siang dan malam tidak terselisih lebih dari 1,5º C.
- Sarana dan prasarana yang terstandarisasi
a. Luasan tambak berkisar antara 400 m2-1600 m2 dengan kedalaman 2,5 m-3m dapat berbentuk segi empat ataupun lingkaran.
b. Bagian dalam dan dasar tambak harus dilapisi beton atau plastik khusus High Density Polyethylene (HDPE) dengan ketebalan 0,7-1mm, agar tidak terjadi rembesan dari luar kolam, serta untuk mempermudah memutar air yang bertujuan untuk memusatkan bahan organik dengan sempurna ke Central Drain.
c. Standar Kincir, blower dan Turbo jet adalah 2 HP/ton biomassa udang. Dan sebagai acuan biomassa adalah per 1.000 m2 tambak dengan kedalaman 3 m dapat menampung 10 ton biomassa udang. Sehingga untuk tambak 1.000 m2 dengan kedalaman 3 m dibutuhkan energi sebesar 20 HP dan jika biomassa udang sudah hampir mencapai 10 ton, maka pemanenan partial wajib dilakukan. Dalam setiap siklus budidaya biasa dilakukan panen partial sebanyak 3-4 kali.
- Manajemen modern.
a. Genset Otomatis, yang dapat berjalan secara otomatis pada saat terjadi pemadaman listrik dari PLN.
b. Automatic Feeder, pemberian pakan secara otomatis dan terprogram baik frekwensi pemberian pakan dan jumlah pakan yang diberikan dengan dilontarkan dalam sehari-semalam. Dengan mengunakan Automatic Feeder, maka nilai konversi pakan (FCR) dapat di tekan hingga mencapai kisaran 1,34 yang artinya 1,34 kg pakan dibutuhkan untuk menghasilkan1 kg udang.
c. Alat-alat ukur digital, untuk mengukur kualitas air seperti tingkat keasaman (PH), kadar oksigen, dan kadar amoniak secara berkala.
Dalam pengendalian limbah pada tambak supra intensif, seperti telah disebutkan diatas, bahwa limbah padat dapat diolah untuk menjadi bahan baku ikan nila dan kompos. Sedangkan air limbah dapat dialirkan ke tambak berisi ikan bandeng, rumput laut jenis gracillaria dan kerang-kerangan. Jadi pembudidayaan udang dengan sistem Supra Intensif sangat disarankan untuk memfasilitasi tambaknya dengan pengelolahan limbah (IPAL) agar menjadi tambak Supra Intensif berbasis BLUE ECONOMY.
Daftar Pustaka
Atjo H., (2014), " Tambak Vaname Supra Intensif Lima Subsistem Budidaya", http://www.agrina-online.com/redesign2.php?rid=10&aid=4813
Atjo H., (2013), "SULTENG MENGADOPSI TEKNOLOGI BUDIDAYA UDANG SUPRA INTENSIF", http://www.dkp.sulteng.go.id/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=235:sulteng-mengadopsi-teknologi-budidaya-udang-supra-intensif&catid=29:opini&Itemid=53
Malik I ., (2013), " Launching Panen Udang Supra Intensif di Barru", http://makassar.tribunnews.com/2013/10/20/launching-panen-udang-supra-intensif-di-barru
Radar sulteng, (2013), "Supra Intensif, Karya Emas Anak Bangsa Dilaunching", http://www.radarsulteng.co.id/index.php/berita/detail/Rubrik/41/10714
Trobos.com, (2013), " Tambak yang awalnya hanya mampu memanen 9 ton per 1.000 m2, bisa menjadi 15,3 ton per 1.000 m2", http://www.trobos.com/show_article.php?rid=13&aid=4019
Ujungpandang Ekspres (2013), " KKP Kembangkan Udang Supra Intensif", http://www.upeks.co.id/index.php/bisnis/jasa-dan-keuangan/item/6711-kkp-kembangkan-udang-supra-intensif
Rasa T.M., Listianingsih W., Palupi I.R., (2013), "Lebih Efisien dengan Supra Intensif", http://www.agrina-online.com/redesign2.php?rid=7&aid=4617
kalau tidak salah kata supra intensif sdh dibakukan menjadi super intensif. penemuan sdr Dr. Atjo masih perlu disempurkan khususnya untuk pengolahan limbahnya,sehingga menjadi konsep budidaya berbasis pada Blue Economy...potensi limbah yg dihasilkan tambak dg produksi 15 ton/1.000 m2 sejumlah 4 ton yang hanya dibuang ke laut, dan limbah tersebut berpotensi menghasilkan cemaran, dapat dioalh menjadi produk lair seperti fertilizer dsb...(Dr. Fairus)
ReplyDeletebetuk sekali Dr. Fairus, bahwa nama supra intensif di tetapkan menjadi super intensif. untuk permasalahan limbah, memang harus ada riset lebih dalam untuk mencapai blue economy, dan seperti disebutkan diatas, bahwa pengadaan IPAL pada tambak supra intensif adalah suatu hal yg mutlak diadakan. terima kasih atas komen nya Dr. Fairus dan salam kenal...
DeleteSekedar info, ini ada produk MINYAK CUMI yg cocok utk usaha anda silahkan browse www.suburmakmurberkah.blogspot.com. Semoga bermanfaat
ReplyDeleteSaga Pro Vit – Solusi Penyakit Berak Putih Pada Udang
ReplyDeleteobatberakputihudang
Merupakan Suplemen Pakan Ternak untuk Ikan & Udang yang dibuat dari bahan alami hewan dan tumbuhan ( volatile fatty acid – Asam Lemak), Asam Amino (Protein), Vitamin-Vitamin A, B Komplek, C, D, E, dan K, Karbohidrat, Kalsium, Minyak Ikan, Glukosa, Madu serta hormon pertumbuhan) untuk memberikan tambahan protein dan nutrisi yang sangat diperlukan untuk pertumbuhan serta kesehatan Ikan dan Udang.
Apa yang bisa diandalkan dari produk ini ???
KEUNGGULAN :
# Mengatasi White Feces Disease (WFD) / penyakit berak putih pada udang
# Menekan tingkat resiko terjadinya Early Mortality Sindrome (EMS) pada udang
# Meningkatkan Nafsu Makan
# Meningkatkan daya tahan/kekebalan tubuh terhadap penyakit
# Mengandung hormon pertumbuhan alami untuk mempercepat pertumbuhan Ikan dan Udang.
# Meningkatkan efisiensi dan efektivitas pakan
# Memberikan berbagai macam nutrisi yang diperlukan untuk pertumbuhan ternak
(Protein, Lemak dan Vitamin)
# Meningkatkan pertambahan berat badan per hari (Average Daily Gain )
Cara Pakai :
Secara umum, pemakaian suplemen pakan ini dapat dilakukan dengan mencampur pada makanan/pakan sebelum diberikan pada ikan/udang.
Dengan dosis perbandingan :
1 : 100 ,
dimana 1 Liter Saga Pro Vit dicampurkan untuk 100 Kg pakan
atau 10 ml untuk 1 Kg pakan.
Untuk hasil yang lebih maksimal,
tambahkan 10 ml ( 1 tutup botol ) deFlow ke dalam tiap 1 Kg pakan tersebut
deltaagroorganik
testimoni Petambak udang :
testimoni_1
testimoni_2