Seperti telah dijabarkan pada post sebelumnya, ada banyak jenis hama dalam budidaya udang Vannamei. Pada post ini akan diuraikan cara-cara penangganannya, antara lain dengan mengunakan:
- Saponin
Perlu di ingat bahwa pada air dengan salinitas rendah maka kekuatan racun saponin akan berkurang. Dosis pemberian saponin adalah antara 150-200 kg, tetapi pada pengaplikasiannya dapat dikurangi dengan cara mengurangi tinggi air di dalam kolam.
Cara pengaplikasian:
Bungkil teh ditumbuk hingga menjadi bubuk, kemudian direndam dalam air semalaman, kemudian pada saat tengah hari antara pukul 12.00-13.00 (waktu paling efektif), air rendaman dipercik-percikan kedalam tambak dengan keadaan kincir di tambak dihidupkan, agar saponin dapat merata ke semua bagian tambak. Jika air tambak dikurangi ketingiannya, maka air tambak dapat dinaikan lagi ketingiannya setelah 6 jam. Kekuatan racun saponin akan berangsur-angsur hilang dalam waktu 2-3 hari, dan endapan bubuk bungkil teh dapat menambah kesuburan tambak, maka tidak diperlukan pengantian air tambak.
Bungkil teh ditumbuk hingga menjadi bubuk, kemudian direndam dalam air semalaman, kemudian pada saat tengah hari antara pukul 12.00-13.00 (waktu paling efektif), air rendaman dipercik-percikan kedalam tambak dengan keadaan kincir di tambak dihidupkan, agar saponin dapat merata ke semua bagian tambak. Jika air tambak dikurangi ketingiannya, maka air tambak dapat dinaikan lagi ketingiannya setelah 6 jam. Kekuatan racun saponin akan berangsur-angsur hilang dalam waktu 2-3 hari, dan endapan bubuk bungkil teh dapat menambah kesuburan tambak, maka tidak diperlukan pengantian air tambak.
- Rotenon
Perlu diperhatikan, daya tahan udang terhadap rotenon tidak jauh beda dengan daya tahan ikan terhadap rotenon. Jadi pemakaiannya harus sangat hati-hati. Dan tidak disarankan untuk digunakan pada saat pembesaran udang berlangsung. Pengunaan rotenon biasa pada saat pengolahan dasar tanah disistem semi intensif, setiap dimulainya siklus.
Cara pengaplikasian:
Akar Tuba dipotong kecil-kecil lalu direndam dalam air hingga 24 jam lamanya, setelah direndam akar tadi tumbuk hingga hancur dan dimasukan dalam air sambil diperas hingga air berwarna putih seperti santan. Racun rotenon akan hilang dengan sendirinya setelah 4 hari.
Akar Tuba dipotong kecil-kecil lalu direndam dalam air hingga 24 jam lamanya, setelah direndam akar tadi tumbuk hingga hancur dan dimasukan dalam air sambil diperas hingga air berwarna putih seperti santan. Racun rotenon akan hilang dengan sendirinya setelah 4 hari.
- Nikotin
Perlu diperhatikan pengunaan nikotin dipakai hanya pada saat pengolahan lahan dan saat dimulainya siklus baru.
Cara pengaplikasiannya:
Tanah dasar tambak yang sudah dikeringkan diisi air dengan ketinggian ± 10cm, kemudian sisa tembakau ditebarkan kedalam tambak. dan biarkan hingga air menguap sampai habis ± 7 hari. Karena kadar nikotin dari tembakau setelah 2-3 hari akan ternetralisir dengan sendirinya, maka setelah penguapan air selama ± 7 hari tambak dapat langsung diisi air dan siap untuk memulai siklus baru, tanpa harus mengangkat sisa daun tembakau, sebab sisa tembakau akan berfungsi sebagai pupuk.
Tanah dasar tambak yang sudah dikeringkan diisi air dengan ketinggian ± 10cm, kemudian sisa tembakau ditebarkan kedalam tambak. dan biarkan hingga air menguap sampai habis ± 7 hari. Karena kadar nikotin dari tembakau setelah 2-3 hari akan ternetralisir dengan sendirinya, maka setelah penguapan air selama ± 7 hari tambak dapat langsung diisi air dan siap untuk memulai siklus baru, tanpa harus mengangkat sisa daun tembakau, sebab sisa tembakau akan berfungsi sebagai pupuk.
- Brestan
Perlu diperhatikan, bahwa jika terdapat sumber air tawar di daerah tempat pembudidayaan, maka pemberantasan hama trisipan dapat dilakukan dengan mengunakan air tawar dengan cara melakukan perendaman selama 1 minggu. Trisipan tidak dapat hidup pada kadar amonia tinggi, sehingga pengunaan pupuk amonium sulfat juga dapat memberantas trisipan.
Cara pengaplikasiannya:
Sama seperti pengaplikasian Nikotin di atas.
Sama seperti pengaplikasian Nikotin di atas.
- Sekam padi
Cara pengaplikasiannya:
Sekam padi ditumbuk/dihaluskan, lalu sekam padi ditaburkan kedalam lubang-lubang yang menjadi rumah kepiting. Gunanya selain untuk mengusir kepiting pindah ketempat lain, adalah agar sekam - sekam halus tadi dapat melekat pada insang kepiting dan membunuh kepiting itu sendiri.
Sekam padi ditumbuk/dihaluskan, lalu sekam padi ditaburkan kedalam lubang-lubang yang menjadi rumah kepiting. Gunanya selain untuk mengusir kepiting pindah ketempat lain, adalah agar sekam - sekam halus tadi dapat melekat pada insang kepiting dan membunuh kepiting itu sendiri.
Demikianlah cara-cara penangganan hama-hama pada tambak udang Vannamei.
Semoga berguna untuk kita.
Daftar Pustaka
Agromaret (2011), "Hama dalam budidaya udang windu", http://agromaret.com/artikel/359/hama_dalam_budidaya_udang_windu , dilihat pada tanggal 01 Mei 2014
Crayonpedia (ud), "Bab VIII. Hama dan penyakit ikan", http://www.crayonpedia.org/mw/BAB_VIII._HAMA_DAN_PENYAKIT_IKAN , dilihat pada tanggal 15 Mei 2014
Fahmi, (2000), "Beberapa jenis ikan pemangsa di tambak tradisional dan cara penanganannya", Oseana, Volume XXV no. 1, 2000.
Panggabean M., Silitonga F., Sianturi G., (2009), "USAHA TAMBAK UDANG WINDU" Program Studi Manajemen Hutan, Departemen Kehutanan, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan.
Prasetio A.B., Albasri H., Rasidi (ud), "Perkembangan budidaya bandeng di pantai utara Jawa Tengah", Pusat riset perikanan budidaya.
Prihatman K., (2001), "SAPONIN UNTUK PEMBASMI HAMA UDANG", Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
PT Suri Tani Pemuka (2009), "Soal Klekap dan Trisipan di Tambak Bandeng", http://trobos.com/show_article.php?rid=17&aid=1802 dilihat pada tanggal 06 Mei 2014
Sentra Informasi IPTEK (ud), "Budidaya udang windu", http://www.iptek.net.id/ind/warintek/?mnu=6&ttg=3&doc=3b1 , dilihat pada tanggal 09 Mei 2014